Skip to content

Keluarga Manullang

Terlepas dari hal-hal yang ngeselin dalam keluarga, aku sangat suka keluargaku.

Padahal dulu aku sangat benci mereka sampai memutuskan harus kuliah ke Bandung sebagai alasan pelarian dari rumah. Saat itu aku merasa dibanding-bandingkan dengan hidup mereka. Saat kecil mama papaku sangat keras mendidik. Tak jarang didikan dengan pukulan ataupun kata-kata yang menyakitkan jadi luka yang membekas.

Tapi hari ini, aku bisa bilang semua berbanding terbalik. Semakin kesini aku merasa keluargaku semakin polos, sederhana dan jauh dari drama. Kami semua seperti tidak mau berpikiran negatif.

Aku suka keluargaku yang makan sederhana. Makan singkong/ ubi rebus, sayur-sayuran rebus, tahu/ tempe/ telur/ ikan panggang sambil duduk lesehan bersama di balkon rumah.

Aku suka keluargaku yang sikap memberinya sangat besar. Ini mungkin tidak terlihat langsung, tapi aku benar-benar melihat contoh dari mama dan papaku yang tidak pelit memberi bantuan. Melakukan berbagai hal juga dengan maksimal.

Mereka percaya (terutama mama) kalau memberi maksimal pasti Tuhan kasih yang maksimal. Kalau kita baik, pasti didekatkan oleh orang-orang baik.

Nilai-nilai memberi dan menerima ini yang kupegang teguh.

Memberi dan menerima bukan artinya kami pamrih, tapi sebagai orang yang utuh kita harus bisa punya sikap mau memberi dan menerima. Kalau dipuji, terima saja, bilang terima kasih. Kalau diberi ilmu, terima saja dengan mendengarkan sebaik mungkin. Apa yang kita lakukan, orang lain pun akan melakukan hal yang sama untuk kita. Kalau kita terus menerus memberi dan tidak mau menerima, orang lain juga begitu terhadap kita… tidak akan menerima apa yang kita beri…

(paham ga ya kalian? hehehe).

Aku suka keluargaku yang biasa-biasa saja. Secukupnya saja. Orang bisa saja melihat rumah kami baik, bagus, dll. Tapi jujur kami hidup sangat secukupnya saja. Kami makan makanan sederhana, kami juga masih suka ke Pasar Senen untuk berburu baju bekas (trifting).

Kami punya kepercayaan bahwa apapun yang kami pakai, yang paling penting adalah orangnya atau siapa yang memakai.

Mama papaku tidak tanggung-tanggung untuk aku dan adikku bisa investasi ilmu. Seminar / event yang berhubungan dengan belajar pasti mereka setujui walau dengan harga yang sangat mahal.

Konsepnya adalah ketika ilmu di dalam diri bertambah, nilai diri bertambah. Apa yang terlihat di luar, itu yang ada dari dalam.

Jadi sekarang aku tidak ragu mau pakai baju apapun dan pandangan orang. Aku tau nilai diriku dengan apa yang Tuhan sudah banyak sekali berikan melalui orang-orang terdekatku.

Helga yang sekarang terbentuk dari contoh mama papa. Sulit rasanya jika tidak melihat contoh nyata. Semakin kesini aku meniru mereka.

Aku melihat mereka yang hampir setiap hari olahraga. Maka aku pun ikut olahraga.
Aku melihat mereka yang makan lebih sehat, pola hidup lebih sehat.
Ketika aku melihat mereka datang ke pesta-pesta Batak, aku baru sadar mereka begitu bersinar dan sepadan daripada orang-orang lain yang di usia mereka sudah terlihat lemas dan rapuh.

Baru terasa bahwa dengan menjaga pola hidup mereka, mereka terlihat lebih bersinar dan awet muda. Aku ingin seperti itu.

Kehidupan seperti ini baru terjadi beberap tahun terakhir kok 🙂

Dulu tidak seperti ini, sangat berantakan, rasa benci masih bertumpuk.

Benar kalau dibilang Tuhan yang selamatkan kita satu persatu.

Mamaku berubah pesat setelah kecelakaan motor yang membuat rusuknya patah di tahun 2018. Helga pun berubah pesat mulai tahun 2018. Papaku berubah pesat di tahun 2020 setelah aku mengaku pada mereka tentang pelecehan seksual yang kualami saat kelas 3/4 SD. Adikku masih dalam tahap perubahan juga.

Kami berubah…. Melihat perubahan satu dan yang lain membuat kami semakin bertumbuh.

Kekurangan, kejadian ngeselin masih sangat banyak.
Tapi karena hati yang bersatu di dalam Tuhan, Tuhan jadi pondasi keluarga kami….
walau berkekurangan pun, kami masih bisa memberi dan berbuah untuk orang lain 🙂

Mauliate hehehe

1 thought on “Keluarga Manullang”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *