Skip to content

Kasih

Rasanya ada bagian yang rapih dan yang kacau.
Kata orang “pelan-pelan… satu-satu…”.

Kasih itu sabar, tapi aku masih sering tidak sabar.
Ingin semua serba cepat seperti yang aku mau.
Kasih itu murah hati, tapi aku masih sering sombong dan menghakimi orang lain di dasar hatiku.
Kasih tidak iri hati, tapi setiap membuka media sosial nafasku terkadang berat melihat pencapaian orang lain.

Kasih tidak membual, tapi beberapa kali aku menemukan kalau aku membenarkan diri dari kesalahan yang aku perbuat.

Kasih tidak menguntungkan diri sendiri, tapi seringkali aku berbangga diri karena dipercayakan banyak hal, padahal itupun masih dari Tuhan.

Kasih tahan menghadapi segala sesuatu, tapi aku sering tak tahan dan berkata “Tuhan… udahan saja.”

Kasih tidak pernah hilang harapan, tapi pandanganku seringkali kabur seakan bertanya “untuk apa berharap?”

Kasih itu sabar menunggu segala sesuatu, bahkan di saat aku tak tau apalagi yang harus aku tunggu karena bingung apa yang aku harapkan.

Kasih adalah segalanya.
Banyak aspek kasih yang belum aku lakukan.
Aku masih jauh dari mirip dengan Tuhan yang penuh kasih.

Aku berimajinasi jika Paulus sangatlah galau menerima banyak sekali kebenaran dari Tuhan.

Satu bagian kebenaran seperti ini saja mampu membuatku mengoreksi diri sepanjang minggu.

Aku yakin Paulus harus berkali-kali menguji hatinya, yang dikiranya benar, ternyata belum benar. Setiap hari baginya memikul beban yang berat.

Aku masih belum sempurna di dalam kasih. Bahkan sangat kurang.

Tapi karena Tuhan itu sendiri adalah kasih, Ia yang menyempurnakan seluruh ketidak sempurnaanku ini.

Aku perlu datang, mengaku salah, meminta bantuan-Nya mengubah diriku setiap harinya menjadi baru dan makin serupa dengan-Nya yang penuh kasih.


1 Korintus 13 :1-13

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *