BERKACA
Haiii! Aku senang sekali kemarin sampai hari ini. Siapapun yang membaca ini, semoga rasa senangku bisa nular ke kalian.
Bagi yang chat mengucapkan selamat ulang tahun-nya belum kubalas, pasti segera aku balas. Senang banyak yang ngucapin, tapi juga pingin balas dengan maksimal hehehe.
Hari ini cerita tentang Tuhan Yesus yang meredakan angin ribut,
Ceritanya Tuhan Yesus dan murid-murid sedang ada di atas perahu, kemudian ada angin ribut. Murid-murid panik dan bangunin Tuhan Yesus yang lagi tidur, kata Tuhan Yesus :
” Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”
Lalu Tuhan Yesus bangun, menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
https://my.bible.com/id/bible/306/MAT.8.TB?parallel=27
HELGA LEARN
Di terjemahan sederhana Indonesia, ada tulisan ini,
Lalu mereka datang membangunkan Dia dengan berkata, “Tuan, tolong! Mampuslah kita!”
Karena murid-murid panik, perahu mereka udah mau tenggelam.
Saat ini aku hanya teringat diriku sendiri, yang sering panik kalau rasanya sudah mau “tenggelam” oleh masalah. Ga bisa tenang, grasa-grusu dll.
Tapi sejujurnya, aku juga ngerasa diriku sekarang ada perbedaan juga.
Contohnya kayak pas tanggal 30 kemarin, di hari ulang tahunku yang gembira, tapi di saat bersamaan ada talent pemeran utama untuk project besarku yang mengundurkan diri.
Rasanya… aneh, aneh kok aku ga merasa panik, pusing, stress.
Aku cuma berpikir ” well, coba cari solusinya, kalau Tuhan ga berkehendak, ya udah gapapa.”
Sampai sekarang aku pun bingung, kok bisa aku punya respon setenang ini ya?
HELGA CAN DO
Angin ribut, masalah, semuanya akan selalu ada. Selalu datang.
Tapi yang menunjukkan kedewasaan adalah respon kita terhadap masalah yang dihadapi.
Mau panikan kayak murid-murid, atau memilih tenang dan membiarkan diri ini percaya Tuhan yang akan repot untuk memenuhi kehendak-Nya dalam hidup kita.
Angin ribut tentang sistem pemerintahan, harga jual beli yang naik turun, protes dengan perlakuan orang lain dll. akan selalu datang.
Makanya aku sudah memulai tindakan tidak ingin protes dengan keadaan yang ada.
Karena untuk apa? Akan mengubah hal apa? Bukannya hanya menghabiskan energi berdebat disana-sini?
Kadang kita menyalahkan keadaan sekitar tanpa berkaca sama diri kita sendiri,
” aku sendiri sudah ngelakuin perubahan apa supaya lebih baik?“
Semua keadaan itu netral, tapi cara kita meresponi sesuatulah yang membangun karakter.
Bertanggung jawab sepenuhnya atas kontrol diri, emosi, dll.
Dan inget satu hal lagi, kita kapanpun bisa datang sama Tuhan, di saat paling kepepet sekalipun.
Tapi lebih enak lagi jika dari awal ingin melalukan sesuatu, semuanya dibawa di dalam doa. Jadi dari awal memang udah ngajak Tuhan kolaborasi. Hehehe.
Dan aku juga mau nulis disini soal prinsip baruku sejak tahun 2020,
Percuma jika aku hebat di luar rumah, tapi di dalam rumah hubunganku dengan keluarga sangat kacau.
Bagiku, aku lebih baik sibuk mengubah diriku sendiri dan hubunganku dengan orang-orang seisi rumah.
Sekian kawan, aku nulis ini di akhir-akhir udah hampir ketiduran hahaha.
Tapi masih dengan sepenuh hati kok.
I love you!