Skip to content

#quiettime : Matius 9 (6)

MELAYANI & TELADAN

Selamat pagii kawaan!

Aku berdoa pagi ini indah untuk bisa memulai apapun yang harus kita kerjakan di minggu ini!

I love you! ❤️❤️🥰🥰✨✨

Ini kisah terakhir di Matius 9, sebelum besok kita ke Matius 10 (yeaaay!).

Cerita ini tentang Tuhan Yesus yang keliling ke satu tempat ke tempat lainnya, sambil mengajar, cerita tentang kerajaan Allah, menyembuhkan orang sakit.

Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya:Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. 

https://my.bible.com/id/bible/306/MAT.9.TB?parallel=27


HELGA LEARN

Pas aku baca ayat ini versi Terjemahan Sederhana Indonesia, ada clue kecil, penjelasan tentang maksud dari tuaian ini di Yohanes 4 : 35

Tetapi Aku berkata kepada kalian, lihatlah ladang-ladang di sekitar kita. Sebenarnya gandum ini sudah siap dipanen.

Aku sudah menyuruh orang-orang menanam gandum yang ada sekarang.

Maksud-Ku, gandum adalah gambaran dari jiwa-jiwa yang sedang diselamatkan, dan orang yang memanen adalah gambaran dari kita yang bekerja supaya orang lain bisa masuk ke dalam hidup yang kekal.

Semua orang yang ikut memanen gandum ini akan menerima upah yang bertahan untuk selama-lamanya.

Jadi akhirnya, mereka yang dulu menanam gandum ini akan bergembira bersama-sama dengan kita yang sekarang sedang memanen. 

Jadi, benarlah kata pepatah ini: ‘

Ada yang bertugas menanam, dan ada yang bertugas untuk panen.’ 

Aku menyuruh kalian untuk memanen hasil ladang-Ku, di tempat dulu Aku tugaskan orang lain untuk menanam. Sekarang kalian hanya tinggal memanen hasil usaha mereka.”


HELGA LEARN

Aku membaca semua ini dengan perasaan tenang, narik napas, dan senyum 🙂

Aku bangga dengan Helga yang sudah mulai bisa konsisten, belajar persisten untuk bikin tulisan renungan-renungan ini.

Aku mau berterima kasih untuk teman baruku di tahun ini.

Kira-kira bulan Maret/ April 2021, setelah kita ngobrol, dan aku ada gerakan hati untuk share renungan-renungan yang aku dapat dari Kak Yosi (soalnya biasanya Kak Yosi nulis renungan dan di share ke kita) ke orang tersebut.

Pas aku share renungan ke teman baruku ini, aku jadi teringat teman-teman dekatku juga.

Aku ingat dengan prinsip menjadi dampak ga perlu berpikir harus dimulai dengan hal besar jauh sampai kemana-mana.

Semua dimulai dari orang terdekat kita dulu.

Makanya aku bikin list orang-orang yang ingin aku kirimkan/ forward renungan dari Kak Yosi setiap hari.

Bulan Juli 2021, dengan sangat anehnya, aku pingin nulis renunganku ini di website yang sudah aku bikin.

Awalnya mual, pusing sekali pas share renunganku. Benar-benar takut dengan judge/ pemikiran orang lain tentangku.

Karena memang renunganku benar-benar renungan pribadi, pengalaman hidupku, aku belum bisa bikin yang menelaah dalam, gabungin beberapa ayat dari kitab A, B, C.

Up & down pas berusaha konsisten bikin renungan ini juga banyak sekali.

Ada masa-masa aku benar-benar ga bisa nulis karena terlalu down, capek, merasa kosong.

Tapi hebatnya, ada aja orang-orang yang nanya “Helga kok ga kirim renungan?” atau ada yang semangatin buat kembali renungan dan baca alkitab.

Bagiku, hal nulis renungan ini, kecil banget. Aku ga merasa memberi hal besar.

Tapi ternyata yang aku dapatkan berkali-kali lipat dari hal kecil ini, yaitu :

KONSISTENSI, PERSISTENSI, RASA TENANG, HANGAT, HATI YANG SABAR (dan masih banyak lagi).

Hal-hal yang aku rasa mahal sekali harganya.

Aku bisa melatih konsistensiku, yang ternyata berpengaruh ke kehidupanku yang lain, seperti olahraga, makan lebih sehat, dll.

Aku jadi lebih bisa punya rem dalam hidup, karena terus diingatkan Tuhan setiap harinya supaya Helga merasakan tenang, dan masih banyak lagi.


Bisa aku bilang, membuat renungan ini adalah pelayanan kecilku setiap hari.

Menabur hal kecil, yang semoga tumbuh, dan aku rela jika bukan aku yang menuai hasilnya.

Aku sangat percaya dengan kekuatan memberi dari apa yang kita punya.

Aku punya website ini, kemampuan menulis, jadi ini yang aku gunakan.

Aku juga percaya memberi yang bisa membuat hati semakin penuh. Malah sebenarnya aku yang diuntungkan banyak dalam hal ini.

Kepemimpinan terbaik adalah ketika kita bisa melayani, bukan mendominasi dan otoriter.

That’s what Jesus do. Tapi masih sedikit yang hatinya “mau” (bukan jago), untuk melayani.

Rasa empati, belas kasih, itulah yang membuat energi Tuhan tidak habis untuk mau tetap konsisten membantu banyak orang, mementingkan orang lain di atas kepentingan-Nya sendiri.

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya:Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. 

Seperti yang aku tulis di “Helga learn”, di jaman ini, banyak sekali yang perlu ditolong untuk bisa mengenal Tuhan. Tapi pekerja untuk menolong orang-orang ini masih sedikit.

Dari tulisan ini, aku cuma mau ajak teman-teman semua untuk memulai pelayanan/ pekerjaan Tuhan, dimulai dari apa yang kita punya.

Ga harus nulis renungan kayak gini, tapi dengan hal kecil seperti,

“on time” pas bekerja, punya integritas, konsisten, disiplin, mau memberi, mementingkan orang lain, dll.

Hal-hal kecil yang semakin kesini semakin pudar di masyarakat (waw bahasaku kenapa gini 😂😂😂)

Tapi aku yakin, ketika orang-orang melihat kehidupan kita yang memiliki nilai-nilai tersebut, mereka akan bertanya ada apa di balik nilai-nilai yang kita pegang (soalnya pasti akan jadi beda dari kebanyakan orang),

dan mereka akan paham kalau kita punya nilai-nilai tersebut dari ajaran Tuhan Yesus.

Jadi, selamat bekerja kawan-kawan. Bekerja dengan hati melayani, menghormati orang lain.

Semoga kita semua bisa jadi teladan yang baik, dimanapun kita berada.

AMIIIIIN! LOVE YOU!!! ❤️❤️❤️❤️❤️🥰🥰✨✨

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *