Skip to content

#quiettime : Matius 12 (6)

TIDAK MAU MENDENGAR

Hai, selamat pagii. Apa kabar kalian?

Keadaanku saat menulis ini, sedang kebanyakan gula. Hehehe.

Semalam aku baru bisa tidur jam tiga pagi, dan ga tau kenapa aku pingin banget makan manis. Jadi aku makan kurma, tapi kebanyakan.

Jadilah pagi-pagi aku ngerasa kurang oke dan kurang bugar, udah lama ga konsumsi gula sebanyak semalam.

Ini intronya kok jadi panjang ya Gha? 😄😄😄😄😄

Mari renungan, hari ini kita kembali ke Matius, dimana orang-orang Farisi minta tanda/ bukti/ mujizat ke Tuhan Yesus.

Tapi Tuhan Yesus menolak kasih tanda, kata-Nya, tanda yang ada hanya tanda Yunus saja.

Karena seperti Yunus yang selama tiga hari tiga malam di perut ikan besar, Anak Manusia (Tuhan Yesus) juga akan tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut bumi (kerajaan maut/kematian).

Pada waktu penghakiman kelak orang-orang Niniwe akan bangkit sebagai saksi serta menyatakan kesalahan bangsa ini.

Karena, ketika Yunus berkhotbah kepada mereka, mereka bertobat dan berpaling kepada Allah serta meninggalkan cara hidup yang jahat.

Dan sekarang di sini ada orang yang jauh lebih besar daripada Yunus, tetapi bangsa ini tidak mau mendengar. 


HELGA LEARN

Dan pada hari penghakiman Ratu Syeba juga akan bangkit sebagai saksi serta menyatakan kesalahan bangsa ini,

karena dari negeri yang jauh ia datang untuk mendengarkan kebijaksanaan Salomo.

Sekarang yang jauh lebih besar daripada Salomo ada di sini, tetapi kalian tidak mau mendengarkan-Nya.

Aku keinget, dulu pernah baca ayat ini dan nyari siapa itu Ratu Syeba.

Aku baca-baca artikel dan renungan lain di google, lalu aku ketemu ini :

Negeri Syeba bukanlah negeri yang kecil. Ia adalah salah satu kekuatan ekonomi terbesar pada masa itu.

Seorang pemimpin bangsa sebesar itu pastilah sangat rendah hati dan haus belajar bila ia masih mau menempuh perjalanan demikian jauh dan sulit hanya untuk bertemu raja Salomo.

Ia tidak berpikir, “Ah, mestinya raja-raja lain yang datang menghadap saya!” 

Ratu ini menghargai hikmat dan mencarinya dengan segenap hati, sebuah kualitas dan sikap hati yang tidak dimiliki oleh banyak orang. 

Ini kontras sekali dengan sikap bangsa Israel pada zaman Yesus, yang dengan bangga menyatakan, “Kami adalah anak-anak Abraham,”

seolah-olah garis keturunan itu saja sudah cukup untuk membuat mereka lebih dari bangsa-bangsa lain.

Kalau mau baca-baca lagi tentang Ratu Syeba :

http://majalahpearl1.blogspot.com/2019/09/ratu-syeba-kesaksian-hikmat.html

https://kumparan.com/hijab-lifestyle/7-fakta-menarik-tentang-ratu-sheba-1540038158578043960/full


HELGA CAN DO

Pas banget sama bab yang baru aku baca dari John C. Maxwell, tentang Kapasitas Berkelimpahan – Pilihan untuk Meyakini Kelimpahan.

Rasanya pingin copas seluruh bab kesini, karena semuanya penting hahaha. Tapi aku masukin hal-hal yang langsung “nyess” di hatiku ya.

Keyakinan mendorong perilaku.

Kurangnya keyakinan, yang merupakan karakteristik pola pikir kekurangan, akan menghambat kita.

Kita ragu bukan karena kita tidak mampu melakukan sesuatu, tetapi karena kita tidak punya keyakinan dalam diri kita sendiri.

Jangan menunggu orang lain memilih Anda.

Jangan menunggu persetujuan seseorang. Anda tidak membutuhkan orang lain untuk mengatakan Anda layak.

Percayalah pada diri sendiri! Bahwa Anda mampu.

Seperti orang-orang Farisi yang ingin mencobai Yesus, yang sebenarnya dalam lubuk hatinya tau Yesus adalah Mesias, tapi karena iri, karena punya pola pikir berkekurangan,

jadinya harus meminta tanda di hadapan mereka sendiri, padahal sudah tau berbagai mujizat yang Tuhan Yesus sudah lakukan selama ini.

Tapi sebenarnya, apa kita sama dengan orang – orang Farisi?

Kita meminta tanda, keajaiban, minta ini itu kepada Tuhan terus-menerus. Lalu Tuhan kabulkan.

Tapi kemudian terlupa dan kembali ga yakin sama kekuatan Tuhan?

Ga yakin sama kemampuan diri, padahal Tuhan bilang kalau Dia bekerja DI DALAM kita.

Apa sebenarnya pola pikir kita ini juga masih pola pikir orang yang berkekurangan, bukan berkelimpahan?

Pola pikir berkelimpahan, pola pikir yang selalu merasa akan ada hal yang lebih baik datang, penuh harapan.

Tuhan membandingkan orang-orang Farisi tersebut kepada orang-orang Niniwe, yang pas dengar kabar dari Yunus bahwa kota mereka mau dibinasakan, mereka langsung bertobat.

Dan sekarang di sini ada orang yang jauh lebih besar daripada Yunus (maksudnya disini ada Tuhan Yesus yang sudah datang, mengajar),

tetapi bangsa ini tidak mau mendengar

Membandingkan juga dengan Ratu Syeba yang jauh-jauh mau dengerin, mau tau hikmat dari Salomo.

Sekarang yang jauh lebih besar daripada Salomo ada di sini (Tuhan Yesus yang mengajar penuh hikmat),

tetapi kalian tidak mau mendengarkan-Nya

Apa selama ini kita yang tidak mau mendengar?

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! ” – Matius 13 : 9

Mendengar – meresapi dalam hati – dan melakukannya.


Kenapa kata-kata John. C Maxwell ini menusuk hatiku?

Karena seringkali aku kurang yakin dan aku tidak mau mendengar Tuhan.

Seringkali, yang Tuhan katakan di dalam hatiku, membuat aku takut melakukannya, merasa tidak nyaman,

pada akhirnya aku melarikan diri dari apa yang Tuhan suruh aku lakukan.

Aku tidak taat, aku lari, aku menolak mengikuti suara hatiku.

Secara sadar tidak sadar, itu yang membuatku berputar-putar.

Padahal, kalau aku yakin bahwa semua ide baik, pemikiran baik itu datangnya dari Tuhan

just do it.

Karena Tuhan pasti ikut kerjasama bareng aku membuat semuanya luar biasa.

Aku rasa ini salah satu faktor aku merasa di padang gurun dan berputar-putar.

Ada suara-suara hati (yang aku yakin datang dari Tuhan), tapi seringkali aku tolak.

Aku mendengar, tapi tidak melakukannya...

Aku sudah melihat banyaknya keajaiban Tuhan dalam hidupku, tapi aku masih seringkali tidak percaya dan meminta lebih banyak lagi ini itu dan tanda-tanda lain.

Hari ini, aku belajar dan diingatkan untuk mendengarkan suara hati lebih sungguh-sungguh lagi, taat, dan melakukannya. Tidak lari-larian lagi.

Kita ragu bukan karena kita tidak mampu melakukan sesuatu,

tetapi karena kita tidak punya keyakinan dalam diri kita sendiri.

Aku tambahin… keyakinan diri kita sendiri dan keyakinan dimana Tuhan selalu bersama kita, tinggal dalam hati kita, dan mau kerjasama dengan kita, supaya apa yang Dia suruh kerjakan itu ga berat untuk kita.

Kitanya juga ringan hati mengerjakannya karena bareng sama Tuhan, karena Tuhan bisa melakukan banyaaak hal.

Jangan menunggu orang lain memilih Anda.

Jangan menunggu persetujuan seseorang.

Anda tidak membutuhkan orang lain untuk mengatakan Anda layak.

Percayalah pada diri sendiri! Bahwa Anda mampu.

Kadang di hati kita, Tuhan kasih pemikiran-pemikiran besar untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Tapi kita takut. Takut dengan sekeliling, takut tidak ada yang mendukung, dan lain-lain.

Hari ini aku juga diingatkan, aku tidak perlu persetujuan seorang manusia untuk melakukan hal-hal yang rasanya tidak mungkin menjadi mungkin.

Aku hanya butuh persetujuan dari Tuhan.

Amiiiin!

Sekian kawaaan. Hahaha, muter-muter panjang tulisanku? Gapapa ya 😄.

Aku kira hari ini aku ga bisa nulis karena ga tau mau renungin apa. Tapi ternyata bagus juga Tuhan ingetin aku banyak hal.

God bless you all , have a nice day 🥰


Terjemahan Baru dan Bahasa Indonesia Masa Kini

https://my.bible.com/id/bible/306/MAT.12.TB?parallel=27

Alkitab Mudah Dibaca dan Firman Allah Yang Hidup

https://my.bible.com/id/bible/2977/MAT.12.AMD?parallel=2727

Amplified Bible dan Contemporary English Version

The Message Bible dan New Revised Standard Version

New Living Translation dan Terjemahan Sederhana Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *