Jangan Khawatir
Hai, selamat malam semua.
Hari ini cukup penuh untukku. Besok aku sudah shooting episode 1 dan 3 untuk teater musikal Tuli-ku.
Rasanya lelah, tapi sekaligus aku terpacu tidak lelah, rasanya persiapanku masih ada yang kurang. Ingin terus aku lengkapi.
Aku memutuskan rehat malam ini, aku perlu tenang dan merenung, setelah ini tidur.
Besok semua persiapanku aku lanjut lagi.
Besok dan Minggu depan shooting ini akan selesai dan tinggal editing…. Waw…. It’s really a long journey…
Terima kasih Tuhan… Buat semuanya…
Hari ini bacaanku masih berlanjut tentang perumpamaan yang Tuhan Yesus kasih, tentang si penabur.
Kali ini Tuhan menjelaskan maksud dari perumpamaan tersebut.
- Benih yang jatuh di jalan ibarat orang-orang yang mendengar kabar tentang bagaimana Allah memerintah, tetapi tidak mengerti. Si Jahat itu datang dan merampas apa yang sudah ditabur dalam hati mereka.
- Benih yang jatuh di tempat yang berbatu-batu, ibarat orang-orang yang mendengar kabar itu, dan langsung menerimanya dengan senang hati. Tetapi kabar itu tidak berakar dalam hati mereka, sehingga tidak tahan lama. Begitu mereka menderita kesusahan atau penganiayaan karena kabar itu, langsung mereka murtad.
- Benih yang jatuh di tengah-tengah semak berduri ibarat orang-orang yang mendengar kabar itu, tetapi khawatir tentang hidup mereka dan ingin hidup mewah. Karena itu kabar dari Allah terhimpit di dalam hati mereka sehingga tidak berbuah.
- Dan benih yang jatuh di tanah yang subur ibarat orang-orang yang mendengar kabar itu dan memahaminya. Mereka berbuah banyak, ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh kali lipat hasilnya.”
HELGA LEARN
Kali ini, yang relate di aku adalah point ketiga,
Benih yang jatuh di tengah-tengah semak berduri ibarat orang-orang yang mendengar kabar itu, tetapi khawatir tentang hidup mereka dan ingin hidup mewah.
Karena itu kabar dari Allah terhimpit di dalam hati mereka sehingga tidak berbuah.
Kalau dalam Contemporary English Version,
The seeds that fell among the thornbushes are also people who hear the message.
But they start worrying about the needs of this life and are fooled by the desire to get rich.
So the message gets choked out, and they never produce anything.
HELGA CAN DO
Beberapa kali dalam renungan atau sharing aku sempat bahas tentang kekhawatiranku menghadapi masa depan.
Khawatirnya aku dengan keadaanku yang sekarang, yang lebih sibuk dengan kegiatan volunteer, freelance, dll.
Aku sekarang hanya teringat satu peristiwa di Agustus lalu, ketika aku mendapatkan tawaran pekerjaan di N***si TV, media yang sangat keren.
Media yang berkualitas dan aku suka karena mereka banyak membahas isu sosial, sesuai dengan hal-hal yang aku tertarik.
Aku ditawari menjadi executive producer di salah satu program mereka. Namun program tersebut tidak begitu membuatku tertarik, karena membahas karir, keuangan, dll.
Di saat itu, aku sangat crash. Rasanya di dalam diriku ini penuh tabrakan sampai aku rasanya susah bergerak.
Overthinking mati-matian.
Kalau aku menerima tawaran tersebut, aku sudah membayangkan di bio instagramku tertulis Executive Producer @n***si.tv .
Keren sekali. Gajiku pun bisa tetap. Mungkin aku bisa punya banyak kenalan yang membawaku ke mimpi menjadi sutradara atau membangun project-project sosialku.
Di CV/ Linkdin / portfolio-ku juga pasti akan keren dengan title tersebut.
Dibandingkan keadaanku saat itu yang segalanya ga pasti… mimpi-mimpi yang rasanya jauh dari kata tercapai…. Jadi Executive Producer @n***si.tv sangat mengiurkan.
Tapi akhirnya tawaran tersebut aku tolak…
I feel that’s not my calling…
Aku tau, jika aku menerima tawaran tersebut… sepertinya aku hanya untuk memenuhi egoku, ingin jabatan, popularitas dari pandangan orang lain yang menganggapku keren….
Aku sama sekali tidak berpikir “apa dampak yang bisa kukerjakan jika aku menerima pekerjaan tersebut?”
Tawaran yang datang padaku bisa dibilang banyak…
Cerita di atas adalah salah satu cerita yang bikin diriku sangat terpukul, galau, mual, sampai aku memutuskan konseling.
Tetapi kekhawatiran akan kehidupan yang sekarang ini dan ketamakan akan uang,
mendesak firman Allah itu sehingga tidak menghasilkan buah.
Point pentingnya adalah menghasilkan buah.
Artinya bermanfaat buat orang lain dan diri ini merasakan kepenuhan dari bisa bermanfaat untuk orang lain.
Tuhan sering banget bikin pilihan “UANG” atau “TUHAN”. Karena memang sulit sekali bagi manusia memprioritaskan Tuhan.
Entah kenapa rasa khawatir ini sangat berlebihan.
Tapi dengan perjalanan panjang selama hampir dua tahun ini, aku hanya ingin bilang…
Jangan khawatir….
Ini juga selalu aku tanamkan di diriku…
Semakin kesini, walau dari segi materi / yang kelihatan oleh mata, aku seperti biasa saja, malah ga mendapat apa-apa,
tapi dari segi kepenuhan dan kepuasan hati, aku sangat amat penuh.
Aku senang bisa merasakan penuh saat menjadi juru bahasa isyarat, saat aku bikin berbagai video yang berkaitan untuk gereja, saat bikin teater musikal Tuli ini…
Aku juga merasa 1000 langkah lebih maju, karena semakin hari aku rasanya semakin paham tujuan dan panggilan hidupku.
*dan aku masih muda saat mengetahui ini semua, artinya aku bisa melakukan lebiiiih banyak hal lagi dalam hidupku sebelum aku pergi dari dunia ini.
Dengan menolak hal-hal yang tidak sesuai hatiku, aku semakin spesifik mengetahui apa yang harus aku kerjakan di dalam hidupku, dampak apa yang harus aku perbuat.
Walau memang setiap orang tidak bisa disamakan keadaannya,
tapi jangan khawatir.
Kondisiku pun sama, ada rasa tertekan yang sering muncul karena ketidakpastian.
Ada rasa sayang sekali menolak hal-hal keren itu.
Tapi sekali lagi, aku punya rasa kalau aku memilih stress yang tepat,
aku diberikan damai sejahtera sama Tuhan untuk menjalani hari-hariku.
Jadi… jangan khawatir yaa.
Tuhan pasti akan selalu mencukupkan kebutuhanmu jika kamu melakukan apa yang Dia kehendaki. Biarkan Dia bekerja di dalam-Mu.
Jangan lagi memaksakan kehendakmu sendiri ke Tuhan.
Coba mulai bertanya,
“Tuhan mau aku ngapain di dalam hidupku?”
Amiin, sekian. I LOVE YOU!
Btw, please doain shooting Teater Musikal Tuli ku yaaa.
*Nama teater kita : Teater Terang.
Judul ceritanya : “Melampaui Kesunyian”
Doaiiiiin! Hehehe. Love youuuu!
Terjemahan Baru dan Bahasa Indonesia Masa Kini