Skip to content

#quiettime : Matius 13 (4)

Bisikan Iblis

Hai, selamat malam.

Tadinya aku sudah menutup laptop, bersiap tidur. Perasaanku lagi ga karuan, antara bersyukur, lelah, penuh, semangat, merasa bersalah, semuanya bercampur aduk.

Aku teringat, di saat campur aduk seperti ini bukanlah waktu untuk menunda merenung, malah harus mendekat ke Tuhan dan merenungkan kata-kata Tuhan.

Maka dari itu, aku duduk menulis di meja makan saat ini.


Hari ini aku membaca perumpamaan lain yang Tuhan katakan, yaitu perumpamaan tentang alang-alang di antara gandum.

Tuhan bercerita kalau ada petani yang menabur benih yang baik di ladangnya.

Suatu malam, ketika semuanya sedang tidur, datanglah musuh menabur benih alang-alang di antara benih yang baik tersebut.

Ketika gandum tersebut mulai besar dan berbuah, terlihatlah juga alang-alang itu ikut tumbuh.

Karena para anak buah petani itu heran, bertanya deh ke si petani, “ini alang-alangnya mau dicabut aja ga?”

Nah petani itu bilang :

Tidak usah. Kalau kalian mencabutnya, pasti ada gandum-gandum yang ikut tercabut

Biarkanlah gandum dan lalang itu tumbuh bersama-sama sampai tiba waktu panen.

Saat itulah aku akan menyuruh para pekerja yang memanen:

Kumpulkanlah semua lalang lebih dulu dan ikatlah untuk dibakar.

Sesudah itu kumpulkan gandum dan simpanlah di dalam gudangku.’


HELGA LEARN

Sebenarnya perumpamaan ini akan dijelaskan sama Tuhan Yesus di bagian cerita selanjutnya.

Bocoran sedikit, Tuhan bilang gini :

“ Akulah petani yang menabur benih pilihan. 

Ladang ialah dunia ini, dan benih pilihan melambangkan warga Kerajaan Surga,

sedangkan semak duri (kalau di versi Firman Allah yang hidup bilangnya semak duri, di versi lain disebutnya lalang),

melambangkan orang-orang yang menjadi milik Iblis

Musuh yang menabur benih semak duri di antara benih gandum ialah setan;

musim panen ialah akhir dunia ini, dan para penuai ialah para malaikat.


HELGA CAN DO

Perenungkanku hari ini… aku hanya terpikir hidupku di tengah hiruk pikuk dunia ini.

Aku sangat tau, aku tidak ingin judge orang lain. Aku tidak ingin membanding diriku dengan orang lain lagi, berusaha tidak melakukan hal itu.

Yang aku pedulikan saat ini adalah diriku dan kontrol diriku sendiri.

Aku sadar betul, aku harus berdampingan hidup dengan “lalang” yang diizinkan tumbuh bersama dengan benih-benih baik.

Oleh karena itu, jika kita percaya kita adalah benih baik itu,

artinya kita harus menjaga diri kita lebih baik lagi agar tidak terlilit, oleh lalang/ terhimpit semak duri yang ada.

Sebagai benih baik pasti akan beda dari banyaknya lalang yang tumbuh.

Artinya, cara hidup kita pasti berbeda.

Malam ini, aku diingatkan satu hal kecil.

Tentang makanan.

Seperti yang sering aku ceritakan, aku menjaga makanan, minuman yang masuk ke dalam tubuhku.

Kenapa? Karena akhirnya aku paham dan mempelajari hubungan antara usus, otak, dan mood manusia.

Apa yang kita makan, bisa mempengaruhi emosi kita.

Maka dari itu aku sangat menjaganya.

Karena aku tau, ketika perasaanku tidak baik, banyak hal yang harusnya kukerjakan, aku malah tidak punya tenaga dan tidak produktif.

Aku juga sangat tau, dalam menerapkan pola hidup sehat, memang perlu perjalanan naik dan turun.

Saat ini aku sedang di posisi sangat turun. Padahal dua minggu lalu aku sedang merasa seperti atlit, badanku ringan, produktif, moodku sangat baik.

Ini dimulai saat sebelum aku ke Bandung karena pernikahan teman-temanku.

Aku mulai makan dengan bablas, terlalu banyak gula, tidak peduli dengan semua makanan yang masuk ke dalam mulutku.

Bukan salah teman-temanku yang mengajak aku makan di luar kebiasaanku, tapi salahku yang ga bsa kontrol diriku sendiri.

Merasa “ah mulai besok lagi aja deh hidup sehatnya”.

Akhirnya aku lumayan bablas sampai hari ini.

Mengakibatkan mood-ku yang kurang enak, badanku yang lemas karena terlalu banyak gula (tubuhku sensitif sekali dengan gula terlalu banyak).

Jadinya kurang produktif di saat pekerjaanku sedang padat.

Aku jadi mulai menyalahkan diriku lagi, merasa tidak percaya diri, ga begitu bergairah.


Aku seperti diingatkan. Salah satu cara iblis untuk membuatku tidak mengerjakan apa yang Tuhan ingin aku kerjakan dalam hidupku adalah melalui makanan.

Aku sangat lemah terhadap makanan manis dan salah satu pencobaan teremeh tapi berat dan kuat bagiku adalah soal makanan ini.

Kalau yang tau cerita dietku, aku sudah pernah cerita kalau saat diet inipun aku serahkan semua hidupku ke Tuhan.

Tanpa bantuan Tuhan, aku bener-bener ga bisa diet sampai segini banyak perubahannya.


Aku lebih merasa, aku memang dibiarkan Tuhan berdampingan hidup dengan iblis yang ada / roh jahat yang seringkali membisikkan hal-hal halus untuk membuatku tidak bisa mengontrol diriku sendiri.

Bahkan dari hal seremeh makanan pun aku harus bisa mengontrol diriku.

Seperti gandum di tengah lalang,

sekuat apakah gandum tersebut akan tetap mau punya cara hidup yang beda, tetap berbuah walau dihimpit lalang/ semak berduri.

Caranya adalah menjaga hidup, berakar dalam Tuhan,

punya sumber makanan, minum dari perenungan akan firman Tuhan, dan tuntunan Roh Kudus.

Ya Tuhan, please tolong aku jaga dan kendalikan apa yang masuk ke mulutku ini ya Tuhan...

Biar aku bisa kembali fresh, bisa banyak hal aku lakukan lebih efektif, ide-ideku juga fresh, aku pingin kayak dua minggu lalu yang fresh banget.

Tolong Helga ya Tuhan…

I feel so bad… campur aduk… ada senang, ada bad-nya…

Tolong aku ya Tuhan…

Amin. Sekiaan. See you 🙂


Terjemahan Baru dan Bahasa Indonesia Masa Kini

https://my.bible.com/id/bible/306/MAT.13.TB?parallel=27

Alkitab Mudah Dibaca dan Firman Allah Yang Hidup

https://my.bible.com/id/bible/2977/MAT.13.AMD?parallel=2727

Amplified Bible dan Contemporary English Version

https://my.bible.com/id/bible/1588/MAT.13.AMP?parallel=392

The Message Bible dan New Revised Standard Version

https://my.bible.com/id/bible/97/MAT.13.MSG?parallel=2016

New Living Translation dan Terjemahan Sederhana Indonesia

https://my.bible.com/id/bible/116/MAT.13.NLT?parallel=320

1 thought on “#quiettime : Matius 13 (4)”

  1. Pingback: #quiettime : Matius 13 (8) – HELGA THERESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *