Skip to content

#quiettime : Matius 18 (1)

SEPERTI ANAK-ANAK

Hai. Ini hari terakhirku di Tebing Tinggi. Sumatera Utara.

Bisa dibilang hari terakhir karena aku berangkat kembali ke Pulau Jawa besok di pagi hari.

Rasa sedihnya udah mulai muncul sedikit-sedikit dari beberapa hari yang lalu.

Aku sedih harus meninggalkan lapangan olahraga yang sebulan ini jadi tempat aku belajar disiplin setiap pagi.

Aku sedih meninggalkan orang-orang disini dan harus kembali bertugas, bekerja di Pulau Jawa sana. Sedih rasanya.

Disini aku ngerasa tenang dan jauh dari riweuh-nya Jakarta.

Tapi… memang ini yang harus dijalani sekarang. That’s okay ya Gha. Kita kembali lagi kesini sekitar bulan September, pas ada lari marathon di Samosir Run, oke? 🙂


Hari ini aku suka dengan judul bacaanku di beberapa versi :

Siapakah yang terbesar?

“Jadilah seperti anak kecil”

Rank in the Kingdom

Who Is the Greatest?

Sifat orang-orang yang paling penting dalam kerajaan Allah

Jadi ceritanya, murid-murid lagi pada ngomongin, siapa yang nanti dipilih bakal jadi orang paling besar/ paling hebat di Kerajaan Allah, siapa yang kira-kira kedudukannya paling tinggi.

Kemudian Yesus memanggil seorang anak kecil mendekat kepada-Nya, lalu menempatkan dia di tengah-tengah kami. 

Yesus berkata,

“Aku menegaskan kepadamu:

Kalau kamu tidak menjadi rendah hati seperti anak-anak dan bertobat dari sifatmu yang suka mementingkan diri sendiri, kamu tidak akan menjadi warga kerajaan Allah. 

Karena orang yang paling tinggi kedudukannya dalam kerajaan Allah adalah orang yang merendahkan dirinya seperti anak kecil ini.”

“ Kalau kamu menerima dan melayani anak kecil seperti ini dengan alasan untuk memuliakan Aku, berarti kamu sudah menerima dan melayani Aku.


HELGA LEARN

Di versi Amplified Bible, kata-kata di dalam kurung lebih menjelaskan lagi apa yang harus kita lakukan :

 “ I assure you and most solemnly say to you,

unless you repent [that is, change your inner self—your old way of thinking, live changed lives] 

and become like children [trusting, humble, and forgiving], you will never enter the kingdom of heaven.

Lanjutannya aku mau ambil dari versi Contemporary English Version :

Then he said:

I promise you this.

If you don’t change and become like a child, you will never get into the kingdom of heaven. 

But if you are as humble as this child, you are the greatest in the kingdom of heaven

And when you welcome one of these children because of me, you welcome me.


HELGA CAN DO

Aku teringat sikap anak kecil sekarang.

Iya, benar, lucunya seorang anak kecil sangat nurut sama orang tua/ orang yang lebih dewasa yang sejak kecil sudah dikenalnya.

Diajarin sesuatu, kemudian diikuti. Dikasih makan apa, dimakan.

Tanpa perlu mikir panjang dan protes “gimana caranya? Ga masuk akal? Ini kan… A, B, C”

Ga kebanyakan takut juga. Selama ada orang tua di sekelilingnya, orang tua yang gandeng tangannya, dia ga takut untuk nyoba megang benda-benda baru yang ada di sekelilingnya.

Pas dibilang “ga boleh” atau “no” sama orang tuanya, mungkin ada yang nolak bersikeras, nangis, tapi akhirnya nurut juga.

Kalau ada yang bikin anak kecil marah, nangis pun, nangis/ marahnya ga dipendam berhari-hari atau disimpan dalam hati untuk jangka waktu yang lama.

Paling beberapa jam juga udah lupa kenapa tadi mereka marah dan nangis.

and become like children [trusting, humble, and forgiving], you will never enter the kingdom of heaven.

Yang harus dilakukan adalah…

seperti anak kecil yang percaya aja sama Bapa-nya mau dibawa kemana, mau dikasih apa, tanpa overthinking orang lain akan ngomong apa tentang dirinya.

Karena sudah percaya penuh sama Bapa-nya pasti kasih yang terbaik.

Seperti anak kecil yang menyenangkan, yang semua orang pas ngelihat ikutan senyum, ikutan senang, ikutan ngerasa hangat.

Seperti anak kecil yang ga perlu memendam marah lama-lama, cepet lupa dengan amarah, dan gampang memaafkan.

Kata Tuhan, orang-orang seperti itu yang terbesar di Kerajaan Allah.

Renungan kali ini cukup mengingatkanku untuk Helga Theresia lebih chill down.

Jangan kebanyakan overthinking.

Bapaku pasti pasti dan pasti kasih semua yang terbaik.

Aku harap, kamu diingatkan untuk jadi seperti anak-anak, ada hal pribadi yang bisa diterapkan.

Aku akan menutup dengan bacaan di bawah ini. Tadi tiba-tiba ke pop up di pikiranku.

Pas aku baca, jadinya senyum-senyum sendiri karena Tuhan itu sweet banget hehe :

“Karena itu Aku berkata kepadamu:

Teruslah meminta kepada Allah, maka kamu akan menerimanya.

Teruslah mencari, maka kamu akan menemukannya.

Teruslah mengetuk, maka pintu akan dibukakan bagimu

Karena setiap orang yang meminta dengan tekun akan menerima apa yang dia minta.

Setiap orang yang mencari dengan tekun akan mendapatkan apa yang dia cari.

Dan setiap orang yang terus mengetuk, maka pintu akan dibukakan baginya.


“Atau kalau kamu seorang ayah,

lalu anakmu meminta makanan, kamu tidak mungkin memberinya batu.

Kalau dia minta ikan, tidak mungkin kamu memberinya ular berbisa. 

Atau kalau dia minta telur, tidak mungkin kamu memberinya kalajengking! 1

Nah, kamu yang jahat pun tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu!

Terlebih lagi Bapamu yang di surga.

Bahkan Dia akan memberikan Roh Kudus kepada setiap orang yang meminta kepada-Nya.”

Sekian. Keren kan? 🙂

I love you, God bless you

Have a nice day 🥰🥰🥰🥰🥰


Terjemahan Baru dan Bahasa Indonesia Masa Kini

https://my.bible.com/id/bible/306/MAT.18.TB?parallel=27

Alkitab Mudah Dibaca dan Firman Allah Yang Hidup

Amplified Bible dan Contemporary English Version

New Living Translation dan Terjemahan Sederhana Indonesia

1 thought on “#quiettime : Matius 18 (1)”

  1. Pingback: #quiettime : Matius 19 (2) – HELGA THERESIA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *