Skip to content

#quiettime : Matius 20 (1)

URUSAN MASING-MASING

Haloo, selamat pagi.

Hari ini aku kembali diserang ” libur dulu yuk nulisnya “.

Tapi memang hebat kekuatan membaca buku. Kemarin aku membaca bukunya Maxwell dan dia bahas soal kedisiplinan, kegigihan untuk tetap melakukan walaupun hal itu rasanya sedang tidak kita suka.

” Dalam dunia tulis menulis, setiap penulis berpengalaman memberi tahu Anda harus menulis meskipun Anda merasa tidak menginginkannya. Jika tidak, Anda tidak akan pernah menyelesaikannya.”

” Anda tidak bisa mengelola hidup Anda jika Anda tidak mengelola diri sendiri.”

Terus di agendaku juga ada quotes dari Jim Rohn yang bilang :

” DISIPLIN adalah jembatan antara Goal dan Realisasi Pencapaian.”

Jadi yaudah yuk, dilatih yuk disiplinnya. Aku tambahin lagi kata-kata ini dari bukunya Maxwell :

“Disiplin sama seperti otot. Semakin sering dilatih, semakin baik kita mengembangkannya.”


Hari ini Tuhan Yesus memberikan perumpamaan untuk menggambarkan satu hal yang kemarin kita bahas :

“Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”

Cara Tuhan Yesus menggambarkannya adalah melalui cerita seorang pemilik kebun anggur yang keluar pagi – pagi mencari orang untuk bekerja di kebun anggurnya.

Jadi kalau seseorang sudah bersedia mau dibayar satu perak sehari, baru si pemilik kebun anggur nyuruh orang tersebut datang ke kebun anggurnya untuk bekerja.

Singkat cerita, si pemilik anggur ketemu orang-orang yang mau bekerja itu.

Ada yang ketemu di jam 9 pagi, terus dia langsung mulai bekerja.

Pukul 12 siang, 3 sore, 5 sore, si pemilik kebun anggur juga menemukan orang-orang yang berbeda dan nyuruh mereka bekerja di jam tersebut.

Barulah pas pembagian upah tiba, orang-orang yang bekerja mulai jam 9 pagi ekspektasinya pasti dikasih lebih besar daripada yang kerja mulai dari jam 5 sore.

Ternyata engga. Upah mereka tetap sama semua, satu perak untuk hari itu.

Orang-orang yang bekerja dari jam 9 pagi, mengeluhkan hal itu. Nah si pemilik kebun anggurnya bilang ini :

Kawan, saya tidak bersalah terhadapmu.

Bukankah engkau setuju menerima upah satu uang perak untuk pekerjaan sehari? 

Nah, ambillah upahmu, dan pergilah. Saya memang ingin memberi kepada orang yang masuk terakhir itu upah yang sama dengan yang saya berikan kepadamu. 

Apakah saya tidak boleh berbuat semau saya dengan kepunyaan saya?

Ataukah engkau iri, karena saya bermurah hati?’ ”

Barulah Tuhan Yesus menutup pasal ini dengan kerennya (yang masih kurenungkan sih artinya apa hehe) :

Lalu Yesus berkata lagi,

“ Begitu juga orang-orang yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan orang-orang yang pertama akan menjadi yang terakhir.” 


HELGA LEARN

Yang aku pikirkan sekarang adalah… hemm… setiap orang punya urusannya masing-masing sama Tuhan.

Maksudku, kadang mungkin aku, kamu, atau kita merasa paling benar, merasa sudah mengerti firman Tuhan, lalu di dalam hati ini judge orang lain kalau apa yang diperbuat mereka salah, tidak sesuai dengan ajaran firman Tuhan.

Kadang mungkin jadinya meremehkan orang lain atau mungkin kita jadi kayak orang Farisi ya? Yang judge kehidupan orang lain salah dan kita yang benar…

Mungkin aja kan?

Kayak cerita di atas, kita ngerasa udah lebih lama kenal Tuhan, ngerasa pasti deh Tuhan kasih janji-janjinya yang keren-keren, pasti kita lebih banyak diberi kelimpahan, kecukupan materi, dll.

Lalu kita ngeliat orang yang baru banget kenal Tuhan, mulai pelayanan, mungkin sebulanan.

Kemudian ngeliat tiba-tiba hidup orang tersebut terberkati sekali, bahkan diberi banyak sekali berkat melimpah dalam segala aspek hidupnya.

Lalu kita iri…. membandingkan diri…

” Aku udah pelayanan dari lama, udah kenal Tuhan dari dulu, udah nurut sama Tuhan lebih lama, tapi hidupku kok gini-gini aja?

” Kok aku sama dia sama? Atau kenapa dia lebih diberkati? Kan aku udah lebih lama…”


HELGA CAN DO

Aku kayak lagi diingetin sih…

Bersyukurnya, dalam usia muda Helga udah kenal sama Tuhan, udah berani share apa yang aku dapat dalam perenunganku saat baca firman Tuhan.

Tapi bukan artinya Helga Theresia ini bisa sombong, membanggakan diri, atau malah jadinya berharap Tuhan akan memberkati lebiiih banyak daripada orang-orang lain.

Diingatkan kalau Tuhan punya ‘urusan’ masing-masing untuk setiap orang.

Helga ga bisa judge kehidupan orang lain, salah atau benar, lebih diberkati atau tidak.

Tidak bisa membandingkan berkat orang lain dengan berkat yang Helga terima.

Rasanya hatiku sedang dipersiapkan dengan hal-hal itu.

Supaya aku tidak iri hati dan tidak membanding diri jika suatu saat melihat seseorang yang prosesnya “terlihat” lebih cepat daripada prosesku.

 “So those who are last now will be first then, and those who are first will be last.”

Di renungan kemarin, bacaanku ada kalimat seperti ini. Hari ini juga.

Jadi memang diingetin buat tidak judge orang lain, tidak membandingkan diri.

Ga usah kepingin tau banget dengan urusan Tuhan sama orang lain.

Lakuin aja yang memang harus Helga lakuin dan panggilan hati ini.

Semua punya berkat, waktu, dan kesempatan masing-masiing.

Sekiaaan! Ya ampun bangga gue sama lo Gha! Akhirnya hari ini bisa nulis juga! Bisa ngalahin malas dan menunda itu :””)

Thank you God udah nguatin menulisku hari iniii. I love youuu full!!! Hehehe


Terjemahan Baru 

https://my.bible.com/bible/306/MAT.20.TB

Bahasa Indonesia Masa Kini

https://my.bible.com/bible/27/MAT.20.bimk

Alkitab Mudah Dibaca 

https://my.bible.com/bible/2977/MAT.20.AMD

Firman Allah Yang Hidup

https://my.bible.com/bible/2727/MAT.20.fayh

Amplified Bible 

https://my.bible.com/bible/1588/MAT.20.AMP

Contemporary English Version

https://my.bible.com/bible/392/MAT.20.cev

New Living Translation 

https://my.bible.com/bible/116/MAT.20.NLT

Terjemahan Sederhana Indonesia

https://my.bible.com/bible/320/MAT.20.tsi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *