#reviewbuku
Haii. Kemarin aku baru saja menyelesaikan buku ini.
Buku yang dibeliin teman baikku, Alvin Dharmawan. Kita ke gramedia dan dia tiba-tiba bilang ” yaudah pilih salah satu, gue beliin.“
Hahaha. Jadi aku manfaatkanlah kesempatan membeli buku ini.
Buku yang viral sekali karena judulnya yang memang menarik. Tapi jujur, karena aku tidak begitu tertarik dengan segala trend yang ada, aku meremehkan buku ini.
Aku juga ga paham, kenapa pas itu aku minta dibeliin buku yang ini ya?
Buku ini hanya aku baca sekilas saja pas pertama kali beli. Setelah itu aku simpan saja, karena masih banyak buku-buku yang aku lebih tertarik untuk membacanya (hahaha maafin ya Vin 😁).
Nah, sampailah di minggu lalu saat aku sakit. Sakit demam tinggi yang entah kenapa membuat mentalku cukup down, tidak bersemangat, mempertanyakan hidupku, dan kembali buram.
Lagi ngerasa sedih yang aneh itu, lalu aku tergerak untuk membuka buku ini.
Aku membuka halamannya secara random, dan tau apa judul bab yang langsung aku baca?
Kegagalan adalah Jalan untuk Maju
Hahaha. Tertohok sekali. Langsung aku membaca bab tersebut.
Aku kasih cuplikan bab ini ke kalian ya :
MENIKMATI RASA SAKIT
Setelah baca buku ini… aku bisa bilang… aku sangat merekomendasikan buku ini.
Selama seminggu membacanya, cukup banyak perspektifku yang berubah. Terutama tentang benar-benar bersikap bodo amat.
Mark Manson membawa pemikiran bahwa bodo amat artinya memandang tanpa gentar tantangan yang paling menakutkan dan sulit dalam kehidupan
dan mau mengambil sebuah tindakan.
Nyaman ketika harus melakukan hal yang berbeda dengan yang dilakukan oleh orang lain.
Di bab-bab awal buku ini juga membahas kalau masalah akan selalu ada dan tidak ada yang sempurna.
Ga ada satupun orang yang bisa menghindari kesulitan. Dan itu tidak apa-apa.
Intinya bukan menghindari kesulitan.
Intinya adalah menemukan hal sulit yang bisa kita hadapi dan nikmati
Buku ini juga menyadarkan aku kalau rasa sakit memang harus dihadapi, bukan dihindari.
Tapi tergantung kita, rasa sakit seperti apa yang mau kita pilih untuk dinikmati.
Malah ketika aku refleksi lagi… benar juga… ketika merasakan sakit, di saat tersebut aku bertumbuh, merubah perspektif, dan jauh lebih disiplin, tekun, dibandingkan sebelumnya.
Jadi… rasa sakit memang dibutuhkan. Kegagalan memang dibutuhkan.
LAKUKAN SESUATU
Di salah satu bab juga membahas tentang “LAKUKAN SESUATU”
Seringkali kita ingin mengerjakan ini dan itu, project sendiri yang ingin sekali dikerjakan, tapi karena harus mendisiplinkan diri, hal tersebut tertunda-tunda untuk dilakukan.
Mark Manson menuliskan kata-kata dari guru matematikanya yang juga menyadarkan dirinya tentang konsep berpikir “lakukan sesuatu” :
“Jika kalian terhenti di satu soal, jangan duduk saja dan memikirkan hal itu ; mulailah mengerjakannya. “
” Bahkan jika kalian tidak tahu apa yang kalian lakukan, satu tindakan sederhana,
yaitu mulai mengerjakan pada akhirnya akan membuat beberapa ide yang tepat muncul di kepala Anda “
Mantra secara singkat yang diciptakan Mark Manson di otaknya saat itu (dia baru saja resign dan membangun blog-nya sendiri, bekerja secara mandiri) :
” Jangan hanya duduk-duduk. Lakukan sesuatu. Jawaban akan muncul. “
Intinya, terus saja lakukan. Kacau sekalipun, lakukan saja dulu. Tapi seiring berjalannya waktu, akan semakin baik.
Practice make it perfect.
Konsistensi, persistensi.
KEMATIAN
Banyak sekali nilai-nilai bagus dalam buku ini.
” Penolakan membuat Hidup Anda Lebih Baik” ; “Kebebasan melalui Komitmen”, dan masih banyak lagi yang kalau dijabarkan satu persatu disini tidak akan cukup.
Sampai pada akhir dari buku ini berkesimpulan bahwa kita semua tau kalau tidak ada yang pasti, kecuali KEMATIAN.
Jadi… kalau kita sudah tau kita akan mati, kenapa kita perlu peduli kata orang lain untuk melakukan apapun yang ingin kita lakukan?
Menyadari kematian yang pasti, membantu kita memanfaatkan setiap harinya dengan sebaik-baiknya.
Berusaha mengambil pilihan sesuai dengan apa yang benar-benar ingin kita kerjakan,
bertanggung jawab dengan pilihan-pilihan kita dalam hidup,
dan mengejar impian tanpa perlu merasa malu atau terkekang.
Mengutip kata-kata Mark Manson dalam buku ini :
Menghadapi kenyataan mengenai kematian Anda sendiri penting, karena ini melenyapkan semua nilai yang buruk, rapuh, dangkal dalam hidup.’
Sementara sebagian besar orang bersungut-sungut akan hari-hari yang mereka lalui ketika mencari uang, atau mencari tambahan ketenaran dan perhatian, atau mencari sedikit lagi kepastian bahwa mereka tidak bersalah atau sungguh dicintai,
kematian menghadapi kita semua dengan satu pertanyaan yang jauh lebih menyakitkan dan penting :
APA WARISAN ANDA?
Bagaimana dunia akan menjadi berbeda dan lebih baik setelah Anda tiada?
Pengaruh apa yang Anda berikan?
Kalau review dari segi yang aku kurang suka…
Hemm… ini perspektif pribadi saja sih… tapi aku rasa kata-kata yang dipakai ringan namun berat.
Maksudku, aku harus beberapa kali berhenti, baca ulang lagi, sambil mencoba memahami maksud dari kalimat tersebut.
“Tapi hampir semua buku juga gitu deh kayaknya Gha hahaha.“
Dan di beberapa bab, cukup membuatku merasa berat dan menahan pusing membacanya, mungkin karena membuatku ke –trigger dengan beberapa hal di masa lalu.
But overall, bagus.
Aku merasa Mark Manson sangat memanusiakan manusia dari bukunya. Dia cukup menerjang arus dimana kehidupan sekarang haus akan siapa yang paling cepat, paling berlimpah harta, popularitas, dan hal-hal lainnya.
Konsep yang unik dan lumayan cocok untukku hehe.
Sekian review singkat dari buku ini.
Bukan buku favorit, tapi buku ini jadi buku yang akan aku baca berulang kali lagi ketika aku lupa kalau aku membutuhkan rasa sakit untuk bertumbuh.
Thank you so much Mark Manson, thank you so much Alvin yang udah beliin buku ini (please beliin buku lagi ya 😁😁😁)
Ga disangka-sangka, buku ini jadi salah satu obat yang baik di masa sakit ini.
Terima kasih, buku yang indah 🙂